Nama saya Ismail

foto : dim

Ismail 20 tahun_ bekerja sebagai pemulung karena dia lahir dari keluraga miskin yang tidak sanggup membayar uang sekolah ”Terakhir saya sekolah kelas 2 SMP” katanya. Sebagai seorang pemulung, Ismail memiliki prinsip hidup yang baik_ dia berkata “Saya bukan pemulung yang tidak benar, saya tidak mencuri seperti apa yang banyak dilakukan para pemulung sekarang ini”. Hari itu Ismail yang tidak beruntung hidupnya masih tidak beruntung lagi karena dia tidak bertemu dengan rongsokan besi yang katanya berharga paling mahal, maka untuk menambah penghasilan dia mengumpulkan sampah plastik di TPA Jimbaran "Ini harga satu kilonya cuma enamratus rupiah, mas".